Kamis, 14 Juli 2011


Kepemimpinan Munir Usman - Suaidi Yahya

4 Tahun Lebih Dekat dengan Rakyat

PEMERINTAH Kota Lhokseumawe saat ini sedang berupaya keras mewujudkan sejumlah komitmennya pada masyaraka t. Seja k dilantik oleh Gubenur Aceh, Irwandi Yusuf, Munir Usman dan Suaidi Yahya, masing masing sebagai Walikota dan Wakil Walikota Lhoks eumawe periode 2007-2012, keduanya telah menyatakan tekadnya untuk meng abdi secara penuh. Mereka siap untuk turun langs ung bersama masyarakat, guna mewujudkan pembangunan sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan.
Untuk itu, hingga empat tahun pemerintahan yang mereka pimpin berjalan, sudah cukup banyak perubahan yang terjadi di tengah masyarakat. Lhokseumawe kini tak hanya tumbuh sebagai kota industri, namun juga kota perdagangan. Pertumbuhan kedua sektor secara sinergi ini kian memperkukuh posisinya sebagai kota kedua terbesar di Provinsi Aceh, setelah Ibukota Provinsi, Banda Aceh.
Cita- cita Munir Usman dan Suaidi Yahya untuk mewujudkan visi dan misi Kota Lhokseumawe, tak hanya sekadar janji. Dengan visi; bersama rakya kita membangun dan mewujudkan Kota Lhokseumawe yang islami, makmur, sejahtera dan beradat (bersih, aman dan tertib). Mereka juga menjalankan tujuh butir misi Kota Lhokseumawe secara berkesinambungan, masing-masing; memenuhi kebutuhan dasar masyarakat berupa barang dan jasa publik yang meliputi pelayanan air minum, kesehatan dan pendidikan. Memperkuat dan meningkatkan kapasitas dan kinerja pemerintahan yang berlandaskan pada prinsip dmokrasi, transparan, akuntabel, efektif, efisien, distributif dan par tisipatif.
Melakukan deregulasi dalam rangka mendorong pemberdayaan masyarakat. Mendorong pengembangan sektor-sektor ekonomi kerakyatan, meliputi perdagangan, jasa, industri, dan pariwisata guna memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan daya beli masyarakat. Meningkatkan pembangunan politik masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Meningkatkan sarana dan prasarana kota. Mencip takan nuansa islami dalam segala aspek kehidupan berbangsa, bernegara dan berkarya.
Pembangunan Waduk
Persoalan banjir, nyaris menjadi agenda kalenderisasi masyarakat Kota Lhokseumawe sepanjang tahun. Hujan yang menjadi berkah bagi sebagian petani di pedesaan, justru menjadi bencana bagi warga yang menetap di pusat kota. Sebelumnya, setiap kali hujan turun dalam tempo lebih dari dua jam, bisa dipastikan sebagian wilayah Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe, akan terendam banjir. Tak hanya merendam ruas jalan, banjir juga kerap menghantikan aktifitas belajar mengajar, dan pelayanan bagi masyarakat di sejumlah instansi pemerintahan. Tak terhitung kerugian yang harus dibayar, setiap kali banjir datang merendam.
Namun permasalahan tersebut, kini dijawab Pemerintah Kota Lhokseumawe dengan membangun sebuah bendungan raksasa. Sebuah mega proyek yang berdiri di atas lahan seluas 55 hektare. Pemerintah Kota Lhokseumawe berhasil meyakinkan pihak BRR ketika itu, agar bendungan tersbeut dibangun di Kota Lhokseumawe. Awalnya proyek tersebut diperebutkan oleh lima kabupaten/kota lainnya di Aceh. Kini, selain mampu menjadi titik kumpul air hujan, areal bendungan ini juga menjadi kawasan wisata bagi warga kota. Setiap sore, kawasan waduk didatangi ratusan bahkan ribuan warga pada akhir pekan untuk menikmati suasana pantai.
Jalan Dua Jalur
Jalur akses yang memadai untuk memasuk dan keluar wilayah pusat kota, merupakan salah satu hal penting yang harus ditingkatkan di Kota Lhokseumawe, seiring bertambahnya jumlah kendaraan. Ruas sejumah jalan protokol, saat ini terasa menyempit dengan melonjaknya angka pertumbuhan kendaraan roda empat dan roda dua. Karena itu, Pemerintah Kota Lhokseumawe, sejak awal tahun 2009 lalu mulai melakukan pelebaran jalan dan membangun jalan dua jalur.
Proyek yang didanai APBN ini menghabiskan dana sekitar Rp.10 miliar untuk tahap pertama. Pembangunan jalan dua jalur ini masih akan terus dilanjutkan. Hingga nantinya jalan masuk Kota Lhokseumawe di sebelah barat yang berada di wilayah Kecamatan Muara Satu dan sebelah timur di Kecamatan Blang Mangat seluruhnya akan menjadi jalan dua jalur. Dengan adanya proyek ini, diharapkan selain akan memperlancar arus transportasi, juga akan meningkatkan laju pembangunan infrastruktur lainnya.
Alokasi Dana Gampong
Alokasi Dana Gampong (ADG) merupakan program bantuan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat pedesaan. Program ini disalurkan secara merata di semua kecamatan dalam wilayah Pemerintah Kota Lhokseumawe. Program ini dicetus oleh walikota, Munir Usman pada tahun 2007. Ketika itu walikota mengeluarkan SK dengan nomor 426/315/2007 untuk pengucuran dana sebesar Rp.6,8 miliar yang bersumber dari APBK Kota Lhokseumawe.
Sejauh ini, pemanfaatan ADG bisa dik atakan sangat memuaskan. Di beberapa kecamatan, dana ini meski tidak terlalu besar, ternyata cukup dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Ada yang digunakan sebagai modal untuk membangun usaha home industri, ada juga yang dimanfaatkan untuk membangun berbagai prasarana desa.

Raih Adipura
Pemerintah Kota Lhokseumawe meraih penghargaan Adipura untuk tahun 2010. prestasi ini merupakan bentuk keberhasilan Pemerintah Kota Lhokseumawe dalam menjaga lingkungan perkotaaan dan mengajak masyarakatnya untuk sadar hidup bersih. Tropi Adipura itu diserahkan langsung oleh Presiden SBY kepada Walikota Lhokseumawe, Munir Usman di Istana Negara Jakarta, Selasa 8/6/2009. Selain itu, keberhasilan meraih Adipura ini, menjadi bukti keseriusan Pemerintah Kota Lhokseumawe dalam menjaga lingkungan yang asri dan sehat. Tak semua pimpinan daerah l ainnya mampu melakukan hal ini. Karena itu terkait dengan banyak factor dan komponen masyarakat suatu kota. Karena itu, Walikota Lhokseumawe, Munir Usman, ketika itu mengatakan, keberhasilan Kota Lhokseumawe meraih Adipura tak terlepas dari partisipasi semua pihak dalam menjaga kebersihan kota, sekolah, sarana ibadah dan kawasan pinggiran kota.
Ke depan, pemerintah akan terus menjaga lingkungan perkotaan yang sehat, indah dan bersih. Tak hanya untuk sekadar mempertahankan sebuah penghargaan, namun lebih kepada upaya dan pengabdian pada masyarakat agar bisa hidup nyaman.
Angka Kemiskinan Turun
Angka kemiskinan di wilayah Kota Lhokseumawe saat ini menujukkan penurunan. Hal ini terlihat dalam laporan hasil evaluasi bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) tahun 2011. Angka penduduk yang benar benar miskin turun sebesar 1,72 persen.
Terdapat sebanyak 199 rumah tangga sangat miskin di Kota Lhokseumawe yang kini meningkat taraf ekonominya hingga memiliki penghidupan yang layak. Namun pemerintah masih terus berupaya, agar keluarga miskin lainnya bisa terangkat taraf hidupnya. Upaya ini dilakukan melalui program-program penguatan ekonomi lainnya yang berbasis kerakyatan. [advertorial]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar